Rabu, 15 April 2009

Imunisasi HPV Mencegah Kanker Serviks

Kanker serviks (leher rahim) termasuk kanker yang paling sering dijumpai di Indonesia. Kanker ini dikaitkan dengan infeksi HPV (human papilloma virus). Infeksi HPV biasanya terjadi melalui hubungan seksual. Beberapa jenis HPV dapat menjadi kronik dan dalam waktu lama (bertahun-tahun) berisiko mencetuskan terjadinya kanker serviks. Selain kanker serviks, sebenarnya HPV juga dapat berisiko menimbulkan kanker vulva, vagina, penis, anus, serta kutil pada alat kelamin, tetapi kejadiannya jarang.

Infeksi HPV sering terjadi pada perempuan yang telah seksual aktif. Sekitar separuh perempuan seksual aktif sebenarnya terinfeksi HPV. Untunglah sebagian besar infeksi HPV dapat menghilang sendiri, tetapi sekitar 10 persen akan menetap dan dapat berisiko menjadi kanker serviks.

Imunisasi HPV dianjurkan pada perempuan yang belum seksual aktif. Manfaat vaksin ini akan lebih nyata jika perempuan belum terinfeksi HPV. Karena itu, imunisasi dianjurkan pada perempuan yang berumur 11-12 tahun, tetapi ada juga pakar yang telah menganjurkan mulai umur 9 tahun.

Vaksin ini masih bermanfaat meski perempuan sudah aktif secara seksual. Karena itu, perempuan sampai umur 26 tahun masih dianjurkan mengikuti imunisasi HPV. Patut diingat, vaksin yang ada sekarang adalah vaksin untuk pencegahan kanker serviks, bukan vaksin untuk terapi kanker serviks.

Manfaat imunisasi pada perempuan di atas 26 tahun masih dalam penelitian. Imunisasi dilakukan tiga kali melalui suntikan 0,5 CC vaksin di lengan. Suntikan pertama harus diikuti oleh suntikan kedua dua bulan kemudian. Sedangkan suntikan ketiga dilaksanakan setelah 6 bulan suntikan pertama.

Efek samping imunisasi umumnya ringan, berupa rasa nyeri atau kemerahan pada tempat suntikan. Seperti biasa, mereka yang alergi terhadap salah satu komponen vaksin ini perlu hati-hati agar tak terjadi reaksi alergi. Jadi, penyuntikan vaksin ini dapat dilakukan di tempat praktik dokter.

Mengenai harga, karena vaksin ini masih jarang jadi harganya cukup mahal, sekitar 800-900rb sekali suntik. Untuk itu memang perlu kerja sama yang baik antara produsen vaksin, Yayasan Kanker Indonesia, lembaga swadaya masyarakat yang peduli pada kesehatan perempuan, perusahaan asuransi kesehatan, dan sudah tentu juga pemerintah yang ingin meningkatkan tingkat kesehatan perempuan.

Untuk deteksi dini kanker serviks, perlu dilakukan pemeriksaan Pap Smear berkala. Kebiasaan untuk pemeriksaan Pap Smear berkala ini harus tetap dijalankan meski sudah mengikuti imunisasi HPV.

Tidak ada komentar: