Kamis, 18 Juni 2009

Mei 2009

haluu.....
ini mama n papaku, ayuh...aku mirip sapa? :D
adek bersiap sekolah, ikut uti ke SD maksudna, hee...


haddddiiiii......ya halo papa, kalo pulang aku beliin stlobeli ya
satu biji aja... ngrayu nih :P


Yoghurt Menurunkan Risiko Diare

Tidak semua anak bisa minum susu. Salah satu penyebabnya intoleransi laktosa, atau pencernaan anak menolak gula susu.

Kepada mereka, bisa diberikan yoghurt. Dengan yoghurt, laktosa bisa dipecah dengan baik dan diserap usus.Meski sudah dikenal sejak lama, belum banyak orang mengonsumsi yoghurt. Dibandingkan dengan Skandinavia dan Bulgaria, konsumsi yoghurt di Indonesia masih sangat kecil. Di kedua negara itu, konsumsi yoghurt sudah membudaya.Yoghurt merupakan susu yang telah difermentasi oleh bakteri (starter) Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.

Susu yang difermentasi bukan hanya yang berasal dari sapi, tetapi juga susu kambing dan susu kerbau. Ada tiga jenis yoghurt, yaitu yoghurt reguler, rendah lemak, dan tanpa lemak. Ketiga jenis yoghurt itu berbeda dalam hal kandungan lemaknya. Merangsang LaktaseMenurut National Yogurt Association, yoghurt reguler terbuat dari susu yang mengandung 3,25 persen lemak. Yoghurt rendah lemak dari susu yang hanya mengandung 0,5-2 persen lemak. Yoghurt tanpa lemak terbuat dari susu skim (tanpa lemak) atau kandungan lemaknya kurang dari 0,5 persen.

Proses fermentasi yang terjadi pada yoghurt, menurut Mohamad Harli, lulusan dari Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB, akan menambah kandungan gizinya. Yoghurt menjadi lebih kaya protein, vitamin, dan asam folat. Selain itu, yoghurt juga mengandung riboflavin, kalsium, serta fosfor. Dijelaskan Dr. Rina Agustina, MSc., ahli gizi lulusan SEAMEO Tropmed UI, yoghurt cukup bermanfaat, terutama bagi anak dengan intoleransi laktosa (IL). IL terjadi karena pencernaan tidak tahan dengan laktosa. Hal ini biasanya berkaitan dengan kurangnya kadar enzim laktase yang berfungsi memecah laktosa. IL juga bisa terjadi pada anak yang sedang mengalami diare. Karena dinding ususnya rusak, enzim laktasenya berkurang. Nah, yoghurt akan merangsang pembentukan enzim tersebut, sehingga bisa memecah laktosa dengan baik.“Yoghurt yang diperkaya Lactobacillus acidophilus akan mempunyai kemampuan dalam mengurangi kemungkinan terjadinya diare,” katanya. Bahkan, bila ditambahkan Lactobacillus GG akan mengurangi masa diare yang disebabkan oleh virus Rota.

Karena tergolong minuman hasil fermentasi, yoghurt bisa diberikan kepada anak-anak, tetapi sebaiknya yang berusia di atas satu tahun. Rasa asam yang ditimbulkannya tidak akan menjadi masalah karena pH usus anak juga tergolong asam. Cukup banyak anak yang menyukai rasa asam yoghurt.“Sejauh ini tidak ada kasus tentang penyakit maag akibat konsumsi yoghurt,” ujar Dr. Rina.Yoghurt bisa diberikan kepada anak setiap hari dengan jumlah tidak terlalu banyak. “Sekitar 100 ml atau setengah gelas per hari,” tambahnya.Lemak Tubuh Lebih RendahTerdapat hubungan positif antara asupan makanan tinggi kalsium seperti yang terkandung dalam susu, keju, maupun yoghurt, dengan rendahnya kadar lemak tubuh pada anak-anak.

Para ahli mengemukakan hasil penelitian tersebut dalam Journal of the American Dietetic Association (JADA), edisi Desember 2003.Penelitian yang dimotori Profesor Emeritus di University of Tennessee, Knoxville, AS, Jean Skinner, Ph.D, merekomendasikan agar anak-anak mengonsumsi makanan kaya kalsium secara teratur.Makanan tersebut meliputi susu rendah lemak serta yoghurt. Selain tentunya juga meningkatkan aktivitas fisik dan membatasi asupan minuman berkarbonasi dan minuman rendah gizi lainnya.

Hasil riset menunjukkan, diet kalsium berperan penting dalam mencegah obesitas pada masa kanak-kanak. Menurut Skinner, penurunan lemak tubuh yang sangat sedikit pun di masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko obesitas di kemudian hari. Ditambahkan Skinner, para orangtua, guru, dan ahli kesehatan harus membantu anak-anak dalam membiasakan diri bergaya hidup sehat sejak dini. Salah satu caranya yakni melatih anak dalam memilih dan menikmati makanan kaya gizi, seperti produk susu dan olahannya.

Penelitian longitudinal yang melibatkan 52 anak berusia 2-8 tahun beserta ibu mereka menunjukkan, asupan kalsium dan lemak tak jenuh ganda berhubungan dengan persentase lemak tubuh yang lebih rendah.Sementara jenis kelamin perempuan dan aktivitas sedentari atau tidak banyak bergerak, merupakan faktor yang dikaitkan dengan persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.Sejauh ini susu beserta produk olahannya merupakan sumber utama kalsium yang diambil pada penelitian itu. Para peneliti juga menekankan pentingnya orangtua menjadi model dalam melakukan kebiasaan hidup sehat. “Orangtua yang mengonsumsi susu dan yoghurt mempunyai anak dengan kebiasaan konsumsi yang sama,” ujar Althea Zanecosky, RD, dari National Dairy Council.

Untuk memperoleh tiga porsi makanan tinggi kalsium sangatlah mudah. Konsumsi saja segelas susu, sekotak yoghurt, dan selembar keju rendah lemak.Hubungan antara makanan tinggi kalsium serta rendah lemak, seperti susu tanpa lemak dan yoghurt dalam diet anak, dengan berkurangnya lemak tubuh juga mendapat dukungan dari ahli lain, misalnya Connie Weaver, Ph.D, profesor Gizi dan Pangan, dan Carol Boushey, Ph.D, MPH, RD, asisten profesor Gizi dan Pangan, keduanya dari Purdue University.

sumber: seniornews.com

Kamis, 04 Juni 2009

nova n mom



ini file lama, ngga sengaja pas buka web-nya papa... www.denymon.co.cc
lumayan buat disimpan :)